Setiap bidang studi ilmu memiliki elemen-elemen dasar sebagai cirikhas sebuah keilmuan. Itulah yang membedakan dan menentukan cakupan serta lingkup dari bidang studi tersebut. Geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan fisik, juga memiliki elemen-elemen tersebut. Ada beberapa elemen dasar dalam geografi yang menjadi dasar dalam pemahaman tentang ruang dan lingkungan, antara lain objek, konsep, dan prinsip.
Salah satu dari elemen dasar yang harus dipelajari adalah konsep geografi. Konsep geografi penting untuk memahami fenomena-fenomena di muka Bumi. Selain itu konsep juga dapat dikembangan sebagai sistem informasi, contohnya yang telah dilakukan oleh Google Maps. Google Maps menerapkan konsep geografi, oleh karena itu pengguna (user) dapat mengetahui lokasi, jarak, hingga keterjangkauan di muka bumi.
(Baca juga : Fenomena Geografi dan Penelitian Geografi berdasarkan Fenomena Geosfer )
Untuk memahami lebih lanjut terkait 10 konsep esensial geografi, simak penjelasan berikut!
Konsep Esensial dalam Geografi
Konsep Geografi merupakan rancangan ataupun gambaran dari sebuah objek, proses, atau pula yang berkaitan dengan ilmu geografi. Kosep Geografi juga merupakan unsur yang terpenting dalam memahami fenomena atau kejadian geografi (alam dan sosial).
Penjelasan tentang konsep geografi selalu terkait dengan persebaran, hubungan, fungsi, bentuk, pola, sampai proses terjadinya. Adapun konsep menurut hasil Seminar Lokakarya Geografi Indonesia atau Semlok IGI di Semarang tahun 1988, konsep geografi terdiri atas 10 konsep, yaitu, lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, aglomerasi, interaksi interdepedensi, morfologi, nilai kegunaan, keterkaitan ruang, dan diferensiasi area.
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi dipahami sebagai konsep utama untuk mengetahui dan mengamati posisi objek geografi di muka bumi. Dalam geografi fisik, lokasi berpengaruh pada iklim, topografi, dan sumber daya alam suatu wilayah. Sementara dalam geografi manusia, lokasi berpengaruh pada pola permukiman manusia, kegiatan ekonomi, serta faktor sosial dan budaya. Konsep lokasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut.
Lokasi Absolut
Lokasi absolut merupakan letak atau posisi suatu objek dilihat atau terlihat dari keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya. Lokasi absolut biasanya dijelaskan menggunakan garis astronomis (lintang dan bujur). Oleh karena itu, lokasinya cenderung tetap di muka bumi.
(Baca juga : Cabang Bidang Studi Geografi)
Adapun contoh dari lokasi absolut, yaitu letak Indonesia di antara 6°LU – 11° LS dan 95°BT – 141°BT. Berdasarkan letak absolut (garis astronomis) ini dapat dipaparkan bahwa lokasi yang paling Utara negara Indonesia terletak di 6° LU yaitu (Pulau Miangas, Sulawesi Utara), lokasi paling selatan terletak di 11°LS yaitu (Pulau Dana, NTT), dst. Contoh lokasi absolut lainnya dapat diihat pada gambar di atas. Lokasi jam gadang berada di 0°18'18,91"LS dan 100°22'19,27"BT.
Lokasi Relatif
Lokasi relatif merupakan letak atau posis suatu objek dilihat objek lainnya di sekitarnya. Lokasi relatif pula dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.
Contoh lokasi relatif, yaitu lokasi Indonesia terletak di antara 2 benua yaitu benua Asia dan benua Australia, serta 2 samudra yaitu Hindia dan Pasifik. Letak relatif ini pula dapat berubah-ubah sesuai dengan sudut pandang penggunanya. Lokasi relatif pula dapat digambarkan melalu objek-objek yang dinamai oleh manusia contohnya sendiri ialah penamaan benua, samudera, pulau, laut, jalan, dan sebagainya. Seperti penjelasan lokasi relatif pada gambar di atas. Di mana jam gadang memiliki lokasi relatif berada di antara Jl Minangkabau, Jl Ahmad Yani, Jl Istana, dan Jl Perintis Kemerdekaan.
2. Jarak
Konsep jarak dipahami sebagai ruang terpisah antara dua atau lebih lokasi. Konsep jarak digunakan untuk memahami seberapa dekat atau jauhnya suatu lokasi dari objek, seperti sumber daya, pasar, dan infrastruktur penting lainnya, serta bagaimana jarak ini mempengaruhi kegiatan manusia dan lingkungan.
Jarak Absolut atau Mutlak
Jarak absolut atau mutlak menjelaskan ruang atau sela antara kedua lokasi melalui satuan panjang, seperti meter, kilometer, dan sebagainya. Jarak absolut merupakan jarak yang tetap dan memiliki kemungkinan kecil untuk dapat berubah-ubah.
Contoh dari konsep jarak mutlak sendiri yaitu jarak antara Jakarta ke Bandung adalah 268,35 km. Jarak tersebut diukur memanjang dari titik A (Surabaya) dan titik B (Yogyakarta) dan dijelaskan dengan satuan ukuran kilometer.
Jarak Relatif
Jarak relatif ini menjelaskan ruang atau sela antara kedua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau waktu. Jarak ini dikatakan relatif karena bergantung pada sudut pandang penggunanya.
Contohnya konsep jarak antara Surabaya ke Yogyakarta ditempuh dalam waktu 4 jam 53 menit. Jarak tersebut didapatkan apabila kita mengendarai mobil melewati jalan raya, serta faktor-faktor lain seperti kemacetan dan kecepatan dianggap tidak ada.
(Baca juga : Perkembangan Geografi Zaman Kuno, Zaman Modern dan Zaman Mutakhir)
3. Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan dipahami sebagai jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jarak, waktu, biaya, teknologi transportasi, topografi, dan kebijakan pemerintah.
Contoh dari konsep keterjangkauan, yaitu adanya pusat perbelanjaan terletak di pusat kota supaya mudah dicapai oleh masyarakat. Bantuan bencana sulit mencapai lokasi karena medan yang terjal Kepulauan Seribu hanya dapat dijtempuh menggunakan kapal dari pelabuhan Muara Angke. Selain itu konsep keterjangkauan juga diterapkan dalam aplikasi google maps. Dalam aplikasi tersbut kamu dapat mengetahui, moda transportasi serta medan yang dilalui.4. Pola
Konsep pola dipahami sebagai bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungan atau lingkungan dengan lingkungannya yang merujuk pada tata letak dan distribusi lokasi atau fenomena geografis. Jadi, tercipta suatu keteraturan fenomena geosfer sebagai akibat dari adanya interaksi antarkomponen. Seperti pola spasial (permukiman, pertanian, atau jaringan jalan), pola temporal (cuaca atau gelombang pasang), pola sosial (agama atau etnis), dan pola ekonomi (perdagangan atau produksi).
Contoh dari konsep pola sendiri sebagai berikut:
Pola pemukiman yang memanjang di sepanjang jalan raya pantura Jawa. Pola pemukiman di kota besar seperti Jakarta dibangun berhimpitan atau kumuh. Pola aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku merupakan aliran sungai rectangular. Pola angin laut bertiup pada siang hari dan angin darat bertiup pada malam hari.
5. Aglomerasi
Konsep aglomerasi dipahami sebagai pengelompokan fenomena di suatu kawasan. Fenomena in terjadi karena adanya berbagai faktor, seperti aktivitas manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Contohnya kawasan Silicon Valley di California, Amerika Serikat, menjadi pusat industri teknologi informasi dan komunikasi, karena adanya konsentrasi perusahaan-perusahaan teknologi besar. Pengelompokan ini memudahkan sentralisasi infrastruktur, seperti listrik, jalan, air, hingga jaringan internet. Selain itu, juga ada pengelompokan kawasan industri di Indonesia, seperti kawasan industri Jakarta, Surabaya, Batam, Semarang, Kendal, dan sebagainya.
Contoh dari konsep aglomerasi sendiri adalah sebagai berikut:
- Pasar Senen, pasar minggu, pasar rebo adalah pengelompokan tempat berjualan berdasarkan hari pasaran.
- Kegiatan industri yang terpusat di kawasan Jababeka, Pulogebang, atau Tangerang.
- Di daerah perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan status sosial dan ekonomi melalui kawasan selum area, menengah ke atas, dan kawasan elit.
6. Interaksi Interpendensi
Konsep interaksi interpedensi dipahami sebagai hubungan timbal balik atau hubungan saling ketergantungan antara manusia dan lingkungan di suatu wilayah. Konsep ini menjelaskan bahwa manusia dan lingkungan merupakan bagian integral satu sama lain, serta interaksi di antara keduanya dapat mempengaruhi perkembangan dan keberlanjutan wilayah atau lokasi tersebut.
Interaksi interpedensi dapat terlihat dalam beberapa aspek di geografi, seperti perubahan lingkungan fisik, pemanfaatan sumber daya alam, perubahan sosial dan budaya, serta adanya penggunaan teknologi.
Contoh dari konsep Interaksi/interpendensi adalah sebagai berikut:
- Masyarakat awalnya melakukan penangkapan ikan dengan cara menjala. Namun, saat ini berubah menjadi budidaya dalam tambak.
- Untuk mendapatkan produktivitas suatu pertanian, manusia memerlukan perluasan lahan.
7. Morfologi
Konsep morfologi dipahami sebagai bentuk dan struktur geografis dari suatu wilayah atau lokasi. Konsep morfologi dipengaruhi oleh tenaga endogen dan eksogen. Jadi, terbentuklah wilayah dengan topografi yang beragam, seperti dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, dan lainnya. Morfologi suatu wilayah berhubungan erat dengan topografi, geomorfologi, dan hidrologi.
Contoh dari konsep morfologi yaitu:
- Jakarta merupakan dataran rendah, Bandung dataran tinggi.
- Perjalanan dari Jakarta ke Bandung melewati daerah yang bergelombang (perbukitan).
- Daerah selatan D.I. Yogyakarta merupakan daerah perbukitan kapur (karst).
- Wilayah selatan Pulau Jawa ada perbukitan kapur (karst) dan wilayah utrara Pulau Jawa ada pengendapan.
(Baca juga : Objek Geografi )
8. Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan dipahami sebagai perbedaan manfaat yang diberikan setiap wilayah. Hal ini dikarenakan setiap wilayah memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga konsep nilai kegunaan merujuk pada manfaat atau kegunaan suatu lokasi atau wilayah bagi makhluk hidup.
Contoh dari konsep nilai kegunaan adalah sebagai berikut:
- Kawasan perbukitan kapur seperti di Wonosari, Gunug Kidul memiliki banyak goa dan sumber mata air bawah tanah sangatlah cocok untuk dijadikan objek wisata alam.
- Pulau Madura yang panas dan tanah yang tidak subur sangatlah tidak cocok sebagai lahan pertanian, akan tetapi dari lokasi geografisnya banyak dijadikan sebagai kawasan tambak garam.
- Kawasan padang rumput di Nusa Tenggara Barat memiliki karakteristik kawasan yang kering dan curah hujan rendah serta banyak padang rumput. Jadi, cocok untuk peternakan.
9. Keterkaitan Ruang
Konsep keterkaitan dipahami sebagai hubungan antarlokasi atau wilayah yang berbeda dalam suatu sistem dan mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat. Hal ini dikarenakan suatu wilayah tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya wilayah lain di sekitarnya. Oleh karena itu, berkembangnya suatu wilayah akibat adanya hubungan dengan wilayah lain.
Contoh dari konsep keterkaitan ruang adalah sebagai berikut:
- Lalu-lintas di sekitar Jakarta selalu macet karena adanya mobilitas penglaju (pekerja) yang rumahnya di pinggiran Jakarta (Bodetabek) tetapi bekerja di Jakarta.
- Kabut asap yang melanda Singapura adalah hasil dari pembakaran lahan di Riau, Palembang, dan sekitarnya yang terbawa angin.
- Gaya bicaya dari Pak Ruhut asal Medan lebih copypaste, tegas, keras, dan galak. Sangat Berbeda dengan gaya bicara Pak Joko asal Solo yang lemah lembut dan sopan. Sekian pembahasan tentang Konsep geografi semoga dapat membantu dan menambah wawasan kita semua.
- Wilayah di Kota Jakarta membutuhkan hasil pangan dari wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Serang, Lebak, Pandeglang, Sukabumi hingga Lampung. Begitu pula sebaliknya. Kota Jakarta memproduksi barang-barang kebutuhan rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan wilayah sekitarnya.
(Baca juga : Geografi Pariwisata)
10. Diferensiasi Area
Konsep diferensiasi area dipahami sebagai perbandingan antara karakteristik wilayah di permukaan Bumi yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik wilayah ini meliputi aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Luasan wilayah dapat merujuk pada wilayah luas, seperti negara atau benua dan wilayah sempit, seperti desa dan kota.
Contoh dari konsep Diferensiasi area adalah sebagai berikut:
- Di dearah pantai penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan, namun di daerah pegunungan penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
- Pakaian yang terbuat dari bahan katun sangat cocok digunakan di daerah panas seperti Jakarta, akan tetapi pakaian dari bahan woll sangat cocok di gunakan di daerah dingin.
- Bentuk rumah penduduk asli di Sulawesi berbentuk panggung, sedangkan bentuk rumah penduduk asli di Jawa tidak berbentuk panggung.
- Perbedaan karakteristik Indonesia dan Belanda. Indonesia
memiliki iklim tropis, sehingga mendukung mata pencaharian masyarakat
sebagai petani padi. Adapun Belanda memiliki iklim sedang sehingga
mendukung masyarakat bermata pencaharian petani gandum.