Jurus dan Kemiringan | Geologi Struktur

Dalam geologi struktur, pengukuran orientasi bidang batuan seperti bidang perlapisan, bidang sesar, dan elemen-elemen planar lainnya adalah hal yang penting untuk memahami sejarah deformasi suatu wilayah. Dua parameter utama yang digunakan untuk mendeskripsikan orientasi bidang tersebut adalah jurus (strike) dan kemiringan (dip).

Definisi Jurus dan Kemiringan

  1. Jurus (Strike)
    Jurus adalah arah horizontal suatu garis pada bidang planar yang diukur dengan sudut azimuth. Arah ini selalu sejajar dengan bidang horizontal dan dinyatakan dalam satuan derajat (°) dari arah utara.
    • Contoh: Jika jurus sebuah lapisan batuan adalah N30°E, ini berarti garis horizontal pada bidang tersebut memiliki orientasi 30° dari arah utara menuju timur.
  2. Kemiringan (Dip)
    Kemiringan adalah inklinasi maksimum suatu bidang dari arah horizontal, yang diukur dalam bentuk sudut (°) dan arah down-dip (misalnya N, NE, S, SW). Kemiringan menentukan arah dan besarnya lereng bidang tersebut.
    • Contoh: Sebuah lapisan batuan memiliki kemiringan 45° ke arah SW, yang berarti bidang tersebut miring 45° dari horizontal menuju arah barat daya.

unsur planar lain didasarkan pada hubungan tersebut. Untuk memudahkan proses pengenalan bidang itu, maka secara konvensional dipilih dua garis, yakni garis horizontal dan garis iklinasi maksimum. Kedua garis itu terletak tegak lurus satu sama lain. Garis yang pertama disebut garis jurus (line of strike), sedangkan garis yang kedua disebut garis kemiringan (line of dip). Untuk kasus bidang horizontal, semua garis yang ada pada bidang itu merupakan garis jurus.

Unsur Geometri Jurus dan Kemiringan

Pengukuran jurus dan kemiringan dilakukan dengan memperhatikan dua garis utama:

  1. Garis Jurus (Line of Strike):
    Garis horizontal yang berada pada bidang batuan.
  2. Garis Kemiringan (Line of Dip):
    Garis dengan inklinasi maksimum yang tegak lurus terhadap garis jurus.

Pada bidang horizontal, semua garis dianggap sebagai garis jurus, sedangkan pada bidang vertikal, tidak ada komponen garis kemiringan.


Unsur-unsur dalam Struktur Geologi (sumber : http://geokeybedd.blogspot.com/2015/04/unsur-unsur-geometri-struktur-geologi.html)

Metode Pengukuran Jurus dan Kemiringan

Pengukuran dilakukan menggunakan alat seperti kompas Brunton atau kompas Silva. Berikut langkah-langkah pengukurannya:

1. Pengukuran Jurus

  • Letakkan kompas sejajar dengan garis horizontal (garis jurus).
  • Pastikan gelembung udara pada level kompas berada di tengah untuk memastikan posisi horizontal.
  • Catat azimuth yang ditunjukkan oleh jarum kompas.
  • Contoh Praktik:
    Pada suatu singkapan batuan, jurus diukur menggunakan kompas Brunton, dan hasilnya menunjukkan N65°E.

2. Pengukuran Kemiringan

  • Letakkan sisi kompas sejajar dengan garis kemiringan pada bidang.
  • Atur tungkai klinometer hingga gelembung udara berada di tengah.
  • Catat besar sudut kemiringan dan arah down-dip.
  • Contoh Praktik:
    Jika kemiringan lapisan batuan adalah 30° ke arah S, hasilnya dicatat sebagai dip 30° S.

3. Metode Jarak Jauh (Sighting Method)

Metode ini digunakan untuk mengukur bidang yang tidak mudah diakses. Pengamat menempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga arah pandangan sejajar dengan garis jurus bidang tersebut. Kemiringan dihitung berdasarkan proyeksi visual terhadap garis melintang.

  • Contoh Praktik:
    Bidang lapisan batuan pada dinding tebing yang curam diukur dengan sighting method. Hasilnya menunjukkan jurus N45°E dan kemiringan 40° ke arah SE.

Penerapan dalam Geologi Struktur

1. Analisis Bidang Perlapisan

  • Contoh:
    Pada lapisan batuan sedimen di Pegunungan Alpin, pengukuran jurus N120°E dan kemiringan 25° NW menunjukkan adanya lipatan asimetris yang mengindikasikan gaya tekan dari arah tenggara.

2. Studi Struktur Sesar

  • Contoh:
    Pada sesar geser di wilayah Lembang, jurus sesar diukur N70°E, dengan kemiringan 80° ke arah selatan. Hasil ini menunjukkan sesar hampir vertikal yang mengalami pergeseran lateral signifikan.

3. Penentuan Rata-rata Orientasi Struktur

Metode statistik digunakan untuk menentukan jurus dan kemiringan rata-rata suatu singkapan.

  • Contoh:
    Paket batuan di Papua Barat memiliki orientasi rata-rata jurus N50°E dan kemiringan 35° SE berdasarkan analisis data lapangan.

Contoh Kasus Nyata

  1. Lipatan di Formasi Marl di Pegunungan Kendeng, Jawa Timur:
    Pengukuran jurus dan kemiringan lapisan pada lipatan menghasilkan jurus N45°E dan kemiringan 30° SW. Hal ini menunjukkan lipatan berbentuk antiklin yang mengalami deformasi akibat gaya tektonik.
  2. Sesar Naik Cimandiri, Jawa Barat:
    Pada sesar naik ini, pengukuran di lapangan menunjukkan jurus N140°E dengan kemiringan 60° ke arah barat. Data ini digunakan untuk memodelkan arah gerakan dan deformasi batuan.
  3. Analisis Tambang Terbuka di Grasberg, Papua:
    Jurus dan kemiringan lapisan batuan digunakan untuk memastikan stabilitas lereng tambang, di mana jurus lapisan adalah N85°E dan kemiringan 25° ke arah utara.

Kesimpulan

Jurus dan kemiringan adalah parameter fundamental dalam geologi struktur untuk mendeskripsikan orientasi bidang planar seperti lapisan batuan, sesar, dan korok. Pengukuran yang teliti menggunakan kompas Brunton, Silva, atau metode jarak jauh sangat penting dalam interpretasi geologi. Contoh penerapan seperti analisis lipatan, sesar, dan tambang terbuka menunjukkan betapa pentingnya pengukuran ini untuk memahami deformasi geologi dan proses tektonik.

Referensi

  1. Kudwadi, Budi, dan Mardiani. (2018). Pendalaman Materi Geologi Struktur Modul 4: Pengukuran Geologi Struktur. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
  2. Supardi, A. (2015). Dasar-dasar Geologi Struktur. Bandung: Penerbit Geosains.
  3. Pollard, D. D., dan Fletcher, R. C. (2005). Fundamentals of Structural Geology. Cambridge University Press.
close