Ringkasan Rekam Jejak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Berkelanjutan

Upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, deforestasi, dan ketimpangan akses terhadap sumber daya telah berlangsung selama beberapa dekade. Meski berbagai kemajuan telah dicapai, hasil yang signifikan dalam menyelesaikan permasalahan ini masih sulit diraih. Tantangan utama yang dihadapi mencakup pertumbuhan populasi, eksploitasi sumber daya, dan ketimpangan sosial-ekonomi.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, berbagai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Berkelanjutan telah diadakan untuk memperkuat komitmen global dalam melestarikan lingkungan hidup sambil memastikan pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial. Berikut adalah ringkasan perjalanan KTT Pembangunan Berkelanjutan, dimulai dari KTT Stockholm 1972 hingga KTT Rio de Janeiro 2012.

  1. UNCHE - KTT STOCKHOLM 1972

Tanggal dan Lokasi: 5–16 Juni 1972, Stockholm, Swedia

KTT Stockholm merupakan konferensi pertama yang fokus pada lingkungan hidup global. KTT ini menghasilkan Deklarasi Stockholm, yang memuat prinsip-prinsip dasar untuk mengintegrasikan perlindungan lingkungan ke dalam agenda pembangunan. Fokusnya adalah:

  • Memahami keterkaitan antara pembangunan ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial.
  • Mengembangkan konsep keberlanjutan yang menjadi cikal bakal pembangunan berkelanjutan.

Hasil:
Deklarasi Stockholm menetapkan bahwa perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab semua negara. KTT ini juga mendorong pembentukan Program Lingkungan Hidup PBB (United Nations Environment Programme atau UNEP).

KTT Stockholm 1972

  1. UNCHE – KTT NAIROBI 1982

Tanggal dan Lokasi: Mei 1982, Nairobi, Kenya

Sebagai kelanjutan dari KTT Stockholm, KTT Nairobi menegaskan kembali pentingnya implementasi prinsip-prinsip Deklarasi Stockholm. Deklarasi Nairobi menyatakan bahwa:

  • Negara-negara harus bertanggung jawab bersama untuk melestarikan bumi bagi generasi mendatang.
  • Keberlanjutan lingkungan harus menjadi prioritas dalam kebijakan nasional dan global.

Hasil:
Deklarasi ini memperkuat komitmen global terhadap perlindungan lingkungan, meskipun implementasinya masih dianggap kurang optimal.

  1. UNCED – KTT RIO DE JENEIRO 1992

Tanggal dan Lokasi: 3–14 Juni 1992, Rio de Janeiro, Brasil

KTT Rio de Janeiro, yang dikenal sebagai Earth Summit atau KTT Bumi, menjadi tonggak penting dalam pengembangan konsep pembangunan berkelanjutan. Fokus utamanya adalah:

  • Pengurangan kemiskinan sebagai bagian integral dari perlindungan lingkungan.
  • Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Hasil:

  1. Agenda 21: Rencana aksi global untuk pembangunan berkelanjutan.
  2. Deklarasi Rio: Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
  3. Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yang menjadi dasar bagi Protokol Kyoto.
  4. Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) dan Konvensi untuk Mengatasi Desertifikasi.
  1. WSSD – KTT JOHANNESBURG 2002

Tanggal dan Lokasi: 26 Agustus – 4 September 2002, Johannesburg, Afrika Selatan

KTT ini menyoroti beberapa prasyarat penting untuk pembangunan berkelanjutan:

  • Pengentasan kemiskinan.
  • Pengendalian pencemaran dan degradasi lingkungan.
  • Tata kelola pemerintahan yang baik dan pengelolaan bencana.

Hasil:
KTT ini menghasilkan Johannesburg Plan of Implementation, yang menekankan pentingnya tindakan kolektif untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis air, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

  1. UNCSD – KTT RIO DE JENEIRO 2012

Tanggal dan Lokasi: 20–22 Juni 2012, Rio de Janeiro, Brasil

KTT Rio+20 menandai 20 tahun sejak KTT Rio 1992 dan berfokus pada memperbarui komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan. Agenda utamanya meliputi:

  • Green economy sebagai pendekatan baru untuk pembangunan berkelanjutan.
  • Penguatan kerangka kerja kelembagaan untuk pembangunan berkelanjutan.

Hasil:

  1. Dokumen “The Future We Want, yang menguraikan visi pembangunan berkelanjutan.
  2. Kesepakatan untuk melanjutkan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui Protokol Kyoto.
  3. Komitmen untuk melindungi tanah adat dan ekosistem alami.

Namun, KTT ini juga menuai kritik karena kurangnya langkah konkret dalam implementasi kebijakan global.

Serangkaian KTT Pembangunan Berkelanjutan menunjukkan adanya upaya global untuk mengatasi tantangan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Beberapa pencapaian penting meliputi:

  • Pembentukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan melalui Deklarasi Stockholm (1972) dan Rio (1992).
  • Implementasi program-program internasional seperti Agenda 21 dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Namun, berbagai tantangan masih tetap ada, seperti:

  • Ketimpangan dalam akses sumber daya.
  • Kurangnya realisasi tujuan utama seperti pengentasan kemiskinan dan pelestarian lingkungan.

Untuk memastikan keberhasilan pembangunan berkelanjutan, diperlukan:

  1. Komitmen kuat dari negara-negara dunia.
  2. Dukungan finansial dan teknologi untuk negara berkembang.
  3. Pengawasan terhadap implementasi kebijakan lingkungan secara global.

Referensi

  1. United Nations. (1972). Report of the United Nations Conference on the Human Environment, Stockholm.
  2. United Nations. (1992). Agenda 21: Programme of Action for Sustainable Development. Rio de Janeiro: United Nations.
  3. United Nations. (2012). The Future We Want: Outcome Document Adopted at Rio+20 Conference.
  4. Brundtland, G. H. (1987). Our Common Future: The Brundtland Report. World Commission on Environment and Development.
  5. Dodds, F., et al. (2014). Negotiating the Sustainable Development Goals: A Transformational Agenda for an Insecure World.
close